Scroll untuk baca artikel
Opini & Wawancara

Bisikan di Rumah Kosong

26
×

Bisikan di Rumah Kosong

Sebarkan artikel ini
Bisikan di Rumah Kosong (Foto: Dok. kedannews.com)
Bisikan di Rumah Kosong (Foto: Dok. kedannews.com)

Malam itu, hujan turun deras. Banyu, seorang mahasiswa baru, baru saja pindah ke rumah kontrakan tua di pinggiran kota. Rumah itu besar, berdebu, dan terasa… sunyi.

“Ada orang di sini?” tanya Banyu sambil meletakkan tasnya. Tentu saja, tak ada jawaban. Ia hanya tinggal sendiri.

Setelah membersihkan kamar, ia merebahkan diri di kasur. Namun, baru saja matanya terpejam…

“Pergi…”

Banyu tersentak. Itu bukan suara pikirannya. Itu suara berbisik, tepat di telinganya!

Ia menoleh ke kiri—tak ada siapa-siapa.

Ia menoleh ke kanan—hanya tembok.

Jantungnya berdegup kencang. “Cuma perasaan…” gumamnya, mencoba menenangkan diri.

Ia menarik selimut dan memejamkan mata lagi. Namun, suara itu kembali.

“Pergi… sekarang…”

Kali ini lebih dekat, lebih jelas.

Banyu meloncat dari kasur dan menyalakan lampu. Tak ada apa-apa di kamarnya. Tapi, ia merasa ada sesuatu yang mengawasinya.

Dengan tangan gemetar, ia membuka pintu kamar dan melangkah ke ruang tamu. Hujan di luar semakin deras. Tiba-tiba, dari sudut ruangan, terdengar suara benda jatuh.

BRAK!

Banyu membeku. “Siapa di sana?” tanyanya dengan suara bergetar.

Tak ada jawaban. Hanya ada kursi tua yang kini terbalik di lantai.

Ia melangkah mundur. Napasnya memburu. Kemudian—

“HAHAHAHAHA!”

Suara tawa menggelegar dari balik dinding!

Banyu hampir jatuh saking terkejutnya. Ia mengumpulkan keberanian dan berjalan perlahan ke arah suara. Dengan tangan gemetar, ia mengetuk dinding kayu tua itu.

Anehnya, dindingnya… bergetar?

Dengan nekat, ia mendorong papan kayu itu—dan ternyata, itu bukan dinding sungguhan. Ada ruangan kecil di belakangnya!

Di dalamnya, seorang pria tua duduk di kursi kecil, tertawa sendiri sambil memegang ponsel.

Banyu melongo. “Eh… Pak, ngapain di sini?”

Pria tua itu berhenti tertawa, menoleh dengan ekspresi kaget. “Lho? Kamu bisa lihat saya?”

Banyu makin bingung. “Ya jelas bisa lah! Bapak siapa?”

Pria itu menggaruk kepalanya. “Aduh, maaf ya, Nak. Saya ini Pak Rohman, penjaga rumah ini. Saya suka ngerjain penyewa baru biar pada pergi. Soalnya kalau kosong, saya bisa tidur di sini gratis.”

Banyu: “…”

Ternyata, selama ini “hantu” di rumah kosong itu cuma bapak tua iseng yang nggak mau kehilangan tempat tinggal!

Banyu menghela napas panjang. “Pak, lain kali kalau mau isengin orang, jangan tengah malam gitu dong!”

Pak Rohman nyengir. “Yah, biar dapet efek dramatis, Nak!”

Malam itu, bukan setan yang bikin Banyu susah tidur, tapi bapak-bapak iseng yang terlalu kreatif!

Tamat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *