Scroll untuk baca artikel
HeadlineVideo Terkini

Dua Pekerja Tewas Diduga Keracunan Dalam Tong Berisi Cairan Kimia di PT CPP, Pemuda NKRI Dumaskan Perihal Kelalaian Perusahaan

27
×

Dua Pekerja Tewas Diduga Keracunan Dalam Tong Berisi Cairan Kimia di PT CPP, Pemuda NKRI Dumaskan Perihal Kelalaian Perusahaan

Sebarkan artikel ini
Foto bagian atas PT Central Protein Prima (CP Prima), di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, dan foto bagian bawah, suasana dirumah duka Jalan Pasar Empat Desa Marindal Dua Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, Selasa (11/06/2024). (kedannews.com/redaksi).
Foto bagian atas PT Central Protein Prima (CP Prima), di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, dan foto bagian bawah, suasana dirumah duka Jalan Pasar Empat Desa Marindal Dua Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, Selasa (11/06/2024). (kedannews.com/redaksi).

Medan, kedannews.com – Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda NKRI membuat Pengaduan Masyarakat (Dumas) ke Polda Sumut pada Selasa (11/6/2024) sore, atas meninggalnya dua pekerja diduga tewas usai masuk ke dalam tong berisi cairan kimia PT Central Protein Prima ( PT CPP), di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (10/6/2024) pagi.

“Kami melaporkan ini, ini lex specialis derogat legi generali bukan KUHP, tanpa adanya Laporan dari keluarga, ini sudah menjadi Kejadian Luar biasa (KLB). Aparat Penegak Hukum (APH) wajib melakukan penyelidikan adanya dugaan Kelalaian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di areal PT Central Protein Prima tempat kejadian peristiwa tersebut, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja”, diungkapkan Hendra Yanto selaku Ketua Pemuda NKRI Kota Medan.

Saat dirumah duka Jalan Pasar Empat Desa Marindal Dua Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, tampak warga silih berganti melayat, warga terheran dikarenakan almarhum, Firman Indra Kesuma (41) sebelumnya tidak ada keluhan sakit dan terlihat sehat-sehat.

Saat dimintai keterangan, bapak kandung korban, Suryadi Agustino (72) menyampaikan bahwa informasi meninggalnya anak kandungnya, Firman Indra Kesuma, berawal dari teman korban, Feri, lalu Suryadi mengabari istri korban dan memastikan kebenaran informasi tersebut.

“Saat menerima telepon dari Dana Warga Pasar Empat Desa Marindal Dua, wak ini bang Indra mengalami kecelakaan kerja (menirukan ucapan Dana), langsung saya telepon Indra (korban) nggk diangkat, lalu saya panggil istrinya, istri korban beranjak ke tempat bekerja korban, nggk lama, tempo sekitar setengah jam, istrinya mengabari saya bahwa Indra sudah tidak ada.

Lanjutnya, bahwa di Rumah Sakit Mitra Medika Amplas, korban sudah tidak bernyawa lagi.

“Di RS Mitra Medika Amplas, korban sudah nggk diselang, nggk di oksigen, sudah ditutupi lah, sudah nggk ada lah”, dikatakannya.

Suryadi juga mengungkapkan kondisi korban saat tiba dirumah duka tidak ada tanda-tanda kelainan efek dari peristiwa tersebut, namun di malam harinya, hidung korban mengeluarkan cairan.

“Kondisi korban waktu dibawah kerumah yang nggk apa-apa, ya biasa-biasa lah, tadi malam keluarlah air dari hidungnya, lalu tak tutup pakai kapas lah hidungnya, mulutnya tak tutup pakai tisu basah, keluar darah juga lah dari hidungnya, merah gitu”, ungkapnya.

Suryadi menambahkan, rambutnya berbau seperti bau obat.

“Kalau baunya seperti bau obat gitu, karena rambutnya waktu sampai dirumah tuh, saya bacakan doa, saya cium, bau kali rambutnya tuh, saya usap gini, nggk hilang-hilang baunya”, tambahnya.

Menurutnya, informasi dari teman korban, posisi korban terlentang di dalam tong saat kejadian tersebut.

“Kata kawannya si Feri itu, dia seperti gini (terlentang/red) tidur dia disitu, udah nggk ketolong lagi, iya kedua korbannya, yang satu bengkak perutnya, terus dikubur langsung si kawannya, Rizky Wahyu Pratama (24), orang batang kuis, ya masih family juga, dan punya anak, baru lahir tiga bulan, kasihan juga”, menurutnya.

Suryadi menginfokan bahwa dari hidung korban selalu mengeluarkan darah.

“Ya tadi malam, keluar darahnya, bolak-balik aja dipanggil sama cucu, “kek dipanggil bude”, saya tengoklah, saya bersihkanlah darahnya”.infonya.

Menurut bapak korban, bau aroma korban sangat tajam, diduga racun.

“Setelah saya cium aromanya, bau aromanya, ya kalau tidak tahan, ya saya tumbang juga lah, karena baunya luar biasa, kalau saya duga racunlah itu, saya rasa, rambutnya dishampoi pun nggk hilang juga baunya, makanya disemprot minyak wangilah, pribadi korban ya orangnya baiklah, berkawan-kawan”, menurutnya.

Suryadi juga mengatakan korban sebelumnya sehat dan tidak ada riwayat sakit, sudah empat nelas tahun bekerja di Perusahaan tersebut.

“Korban meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, empat belas tahun lamanya bekerja, korban semasa hidupnya sebelum beranjak kerja, setiap pagi membawa anaknya keliling-keliling mengendarai sepeda motornya, riwayat korban sebelumnya sehat-sehat dan tidak ada mengalami sakit”, imbuhnya.

Diinfokan Suryadi bahwa kejadian tersebut ada tiga (3) orang termasuk dua (2) korban yang tewas pada peristiwa kejadian tersebut, untuk menolong dua korban didalam tong dengan memecahkan kacanya.

“Saat kejadian itu ada tiga (3) orang, tapi nggk tau yang satu, apakah sehat!, atau di bawa ke rumah sakit, kejadian di tangki, tapi mungkin yang satu lagi nggk masuk tuh, nolong-nolongilah dari luar, tapi katanya dipecahi kacanya saat kejadian, karena tong/tangkinya tinggikan, kalau sudah masuk payah naik, informasinya, katanya, tangkinya bocor, makanya suruh nempel, tapi bukan keahlian orang itu”, paparnya.

Suryadi menyampaikan pihak keluarga tidak melakukan untuk visum korban.

“Kami nggk melakukan visum dan nggk buat laporan, pihak perusahaan ada datang semalam, bawa amplop mau ngasih uang segini nih (menunjukan jarinya setebal amplop tersebut), kami menolaknya, kata pihak perusahaan, ini hanya sebagai uang duka cita”, lanjutnya.

Senada dengan itu, abang kandung korban, Widiharto menyampaikan bahwa korban meninggal karena keracunan.

“Kalau menurut saya keracunan itu bang, karena keluar darah berulang-ulang, dari mulut, dari hidung, sementara dalam satu hari dua nyawa sudah melayang itu, perutnya besar, berarti dia kan sudah menghirup racunnya, macam mendiang Firman ini mungkin sudah terminum cairan itu, aromanya bau, baunya macam ikan itulah, sampai saat ini kami tidak menerima surat-surat dari rumah sakit, tentang penyebab korban meninggal pun belum ada kami diinformasikan dari rumah sakit”, ungkapnya.

Dijelaskan abang kandung korban bahwa kerjaan yang selalu dilakukan korban diperusahaannya mencampur formula dengan pelet.

“Biasanya almarhum mencampur formula sama pelet, ini bukan yang biasa dia kerjakan, informasinya dari temannya”, lanjutnya.

Selanjutnya, saat di konfirmasi ke Rumah Sakit Mitra Medika Amplas, Wahyu Pramadhana selaku Danru Security RS Mediak menginformasikan bahwa kedua korban Firman Indra Kesuma dan Rizky Wahyu Pratama masuk ke RS Medika sekira pukul 10.46 Wib dan keluar usai zhuhur, menurutnya pihak dari perusahaan yang membawanya.

Saat dimintai keterangan, Dr Nur Laila selaku Kepala Bidang Pelayanan RS Mitra Medika Amplas menyampaikan bahwa Pasien datang kereumah sakit sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi bernau limbah.

“Kedua pasien datang kerumah sakit sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi berbau limbah”, disampaikan Dr Nur Laila selaku Kepala Bidang Pelayanan RS Mitra Medika Amplas.

Selanjutnya, Wartawan kedannews.com mendatangi kantor PT Central Protein Prima (CP Prima), di Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas untuk mendapatkan informasi dan pengambilan liputan Tempat Kejadian Perkara namun dihadapkan oleh security pihak perusahaan, dan mereka enggan untuk memberikan informasi terkait kejadian tersebut, bahkan pihak perusahaan mengarahkan untuk konfirmasi ke Polsek Patumbak.

Pada saat itu juga, awak media mengkonfirmasi Kapolsek Patumbak Faidir Chaniago mengatakan terkait kejadian tersebut dalam proses penyidikan dan melakukan olah TKP, serta sudah mendatangi keluarga koban, bahwa keluarga korban telah mengikhlaskan.

Terkait peristiwa tersebut, masih dalam proses penyelidikan, semalam kita sudah olah TKP dan sudah mendatangi kedua korban, dari kedua belah pihak korban, dari pihak korban, mereka tidak merasa keberatan, karena itu dianggap salah satu musibah, kita tetap melakukan pemeriksaan, pemeriksaan terhadap saksi-saksi.

Atas meninggalnya kedua pekerja diduga tewas usai masuk ke dalam tong berisi cairan kimia PT Central Protein Prima (CP Prima) dan atas dasar informasi-informasi dari keluarga korban dan pihak rumah sakit Mitra Medika Amplas serta dalam hal ini bahwa perkara ini adalah lex specialis derogat legi generali bukan KUHP dan ini sudah menjadi Kejadian Luar biasa (KLB), maka dengan itu Ketua Pemuda NKRI Kota Medan, Hendra Yanto membuat Dumas ke Polda Sumut terhadap PT PT Central Protein Prima (CP Prima).

“Kami Pemuda NKRI Kota Medan telah membuat Dumas ke Ditreskrimsus Poldasu dengan nomor pengaduan : 030/E/P-NKRI/M/VI/2024, dugaan tindakpidana keselamatan kerja, atas meninggalnya kedua pekerja diduga tewas usai masuk ke dalam tong berisi cairan kimia PT Central Protein Prima (CP Prima) dan atas dasar informasi-informasi dari keluarga korban dan pihak rumah sakit Mitra Medika Amplas serta dalam hal ini bahwa perkara ini adalah lex specialis derogat legi generali bukan KUHP dan ini sudah menjadi Kejadian Luar biasa (KLB)”, ungkap Ketua Pemuda NKRI Kota Medan, Hendra Yanto saat diwawancarai awak media.

Hendra juga menyampaikan bahwa uniknya kejadian tersebut bukan yang selalu dikerjakan oleh korban, maka atas hal tersebut memohon Polda Sumut untuk menyelidiki dugaan kelalaian kerja tersebut yang mengakibatkan dua (2) pekerja kehilangan nyawanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *