Medan, kedannews.com – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pemuda Karya Provinsi Sumatera Utara (DPD IPK Sumut) menegaskan bahwa Organisasi IPK tidak ada kaitannya dengan Club Motor Simple Life (SL) atau Geng Motor SL.
Serta menyayangkan peristiwa penyerangan diduga dilakukan oleh puluhan massa Geng Motor tersebut terhadap personil TNI AD hingga terjadi korban luka dan juga peristiwa diduga penculikan dan penganiayaan Ketua IPK Ranting Kelurahan Sekip hingga korban kritis yang dilakukan oleh puluhan orang tak di kenal (OTK).
Perihal tersebut diungkapkan Ketua DPD IPK Kota Medan, Benny H Sihotang, SE., MM mewakili Ketua DPD IPK Sumut, Bastian Panggabean saat konferensi pers di Sekretariat DPD IPK Kota Medan di Jalan Burjamal Kelurahan Petisah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan, Selasa (06/08/2024) siang.
Turut mendampingi pada konferensi pers tersebut, Wakil Ketua DPD IPK Sumut yang juga Anggota DPRD Kota Medan Komisi IV dari Fraksi Partai Nasdem, Antonius Devolis Tumanggor, S.Sos, Wakil Ketua DPD IPK Sumut yang juga Anggota DPRD Kota Medan Komisi IV Fraksi PDI Perjuangan, Paul Mei Anton Simanjuntak, beberapa pengurus DPD IPK Sumut, Pengurus Satgas IPK Kota Medan, Beberapa Ketua IPK PAC Kecamatan dan kader-kader IPK.
Dalam konferensi pers tersebut, Benny H Sihotang yang saat ini menjabat Ketua Komisi D DPRD Sumut Partai Gerindra mengklarifikasi kejadian yang viral beberapa waktu ini, dimana peristiwa viral tersebut melibatkan jatuhnya korban luka dari salah satu anggota kesatuan TNI AD yakni Yonif Raider 100/PS yang dialami oleh Prd DS dan juga korban penculikan dan penganiayaan yang dilakukan oleh puluhan orang tak di kenal (OTK) terhadap Ketua Ranting IPK Kelurahan Sekip, Doli Manurung yang sampai hari ini kondisinya masih kritis dan dirawat di RS Bhayangkara Medan.
“Kejadian yang viral beberapa waktu ini, dimana peristiwa viral tersebut melibatkan jatuhnya korban luka dari anggota salah satu kesatuan TNI AD yakni Yonif Raider 100/PS, Kami sangat menyayangkan terjadinya peristiwa yang menyebabkan korban luka yang dialami oleh Prd DS dan juga menyayangkan korban penculikan dan penganiayaan terhadap Doli Manurung yang sampai saat ini menjabat sebagai Ketua Ranting IPK Kelurahan Sekip oleh puluhan orang tak di kenal (OTK) yang sempai hari ini kondisinya masih kritis dan dirawat di RS Bhayangkara Medan”, disampaikan Benny H Sihotang kepada wartawan.
Selanjutnya Ketua DPD IPK Sumut tersebut juga menegaskan bahwa mereka selalu mengintruksikan kepada anggota agar selalu bersikap baik pada masyarakat, menjaga ketertiban dan keamanan serta membantu Pemerintah, TNI dan Polri dalam menjaga kondusifitas lingkungan sekitarnya.
“Pimpinan DPD IPK Sumut dan DPD IPK Kota Medan menyatakan bahwa secara organisasi, kami selalu mengintruksikan kepada anggota agar selalu bersikap baik pada masyarakat, menjaga ketertiban dan keamanan serta membantu Pemerintah, TNI dan Polri dalam menjaga kondusifitas lingkungan sekitarnya”, diungkapkan Ketua DPD IPK Medan.
Ketua DPD IPK Medan, Benny H Sihotang, SE., MM mengutarakan mereka selalu memberikan arahan sebagai upaya pencegahan bagi anggota kami agar terhindar dari tindakan-tindakan yang bersinggungan dengan masalah hukum, Namun pada prakteknya tidak semua tingkah laku dan tindakan anggota atau Kader IPK, khususnya yang ada di kota Medan terpantau setiap harinya.
“Namun pada prakteknya tidak semua tingkah laku dan tindakan anggota kami, khususnya yang ada di kota Medan terpantau setiap harinya, namun kami selalu memberikan arahan sebagai upaya pencegahan bagi anggota kami agar terhindar dari tindakan-tindakan yang bersinggungan dengan masalah hukum”, disampaikan Benny H Sihotang.
Benny pun menegaskan jikalau kader IPK yang melakukan kriminal atau dalam permasalahan hukum, pihaknya tidak akan melindungi anggota tersebut dan sepenuhnya menyerahkan kepada proses hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia.
“Apabila terjadi anggota kami bersinggungan dengan masalah hukum, berbuat kriminal dan lain-lain, kami tidak akan melindungi anggota tersebut dan sepenuhnya menyerahkan kepada proses hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia, secara organisasi kami IPK sangat mendukung pihak kepolisian Republik Indonesia dalam semua proses penegakan hukum sebab negara kita adalah negara hukum maka menjadi kewajiban IPK untuk ikut berpartisipasi dalam penegakan hukum”, ditekankan Benny.
Selanjutnya, terkait peristiwa penganiayaan yang dialami oleh Prd DS dan penculikan serta penganiayaan yang dialami oleh Ketua Ranting IPK Kelurahan Sekip, Doli Manurung, IPK menegaskan untuk mengusut dan mengungkap tuntas peristiwa tersebut dari latar belakang terjadinya peristiwa perkelahian sampai mengusut OTK yang menculik dan menganiaya Doli Manurung.
“Berkaitan dengan peristiwa penganiayaan yang dialami oleh Prada depliadi Susanto dan penculikan serta penganiayaan yang dialami oleh Ketua Ranting IPK Kelurahan Sekip, Doli Manurung, secara organisasi IPK meminta pihak Polresta Kota Medan dan Polda Sumatera Utara untuk mengusut dan mengungkap tuntas peristiwa tersebut dari latar belakang terjadinya peristiwa perkelahian sampai mengusut OTK yang menculik dan menganiaya Doli Manurung”, ditegaskan Benny.
Kemudian, IPK menyatakan bagi anggota IPK yang terduga kuat tergabung dalam geng motor, pihaknya akan menyerahkan pada pihak kepolisian untuk melakukan tindakan hukum, dan IPK pun telah menyampaikan secara tertulis kepada Polrestabes kota Medan sejak Juli 2019 lalu, bahwa tidak ada keterkaitan secara struktural IPK dengan Geng Motor.
“Demikian pula dengan anggota IPK yang terduga kuat tergabung dalam geng motor, kami juga menyerahkan pada pihak kepolisian untuk melakukan tindakan hukum sebab sebagai organisasi kepemudaan kami tidak dapat melakukan tindakan hukum kepada anggota kami bahkan sejak Juli 2019 kami sudah mengirimkan surat pernyataan kepada Polrestabes kota Medan tidak ada keterkaitan secara struktural dengan klub motor”, dijabarkan Benny.
IPK menghimbau kepada seluruh pelaku agar menyerahkan diri kepada Kepolisian agar proses hukum berjalan dan peristiwa tersebut dapat terungkap.
“DPD IPK Sumut dan DPD IPK Medan menghimbau pada para pelaku untuk menyerahkan diri agar proses hukum dapat dilaksanakan dan kebenaran akan peristiwa ini dapat diungkap seterang-terangnya”, disampaikan Benny.
Penjelasan Keluarga Korban Penculikan dan Penganiayaan.
Tina br. Panggabean yang hadir pada konfrensi pers dengan awak media yang digagas oleh DPD IPK Sumut dan DPD IPK Kota Medan meminta keadilan kepada pihak aparat penegak hukum dalam hal ini Kapolrestabes Medan. Tina dengan berlinang air mata menceritakan kronologis peristiwa yang dialami di rumahnya Jalan Orde Baru No. 50 Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan, dimana saat itu ada puluhan orang tidak di kenal (OTK) mendatangi rumahnya dengan paksa masuk dan merusak barang-barang seisi rumah nya.
Tina br. Panggabean didampingi anaknya Rina Br. Manurung menceritakan, peristiwa yang terjadi pada hari Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wib, puluhan OTK masuk ke rumah mereka lalu memukuli Doli Manurung yang sebelumnya telah menutup kepala Doli dengan baju Suiter.
“Saya tidak terima saat anak saya dipukuli oleh mereka (puluhan OTK) didalam rumah dan di hadapan saya selaku orangtuanya. Orangtua siapa yang tega melihat anak kandungnya dipukuli. Kalaupun dia (Doli-red) bersalah silakan diproses secara hukum dan dilaporkan ke polisi. Bukan dipukuli seperti binatang. Saya aja orangtuanya tidak pernah memukul anak saya, “ujar Tina sedih.
Tina juga menegaskan bahwa anaknya tidak ada kaitannya dengan club motor atau genk motor yang seolah dikait-kaitkan turut melakukan penganiayaan dan pemukulan terhadap anggota TNI-AD tersebut.
menurut Adik Kandung Korban penculikan dan penganiayaan, Rina Br Manurung mengatakan percekcokan hingga perkelahian tersebut berawal dari Klub Malam, hingga berlanjut di warung angkringan di Simpang bundaran SIB, Kelurahan Petisah Kota Medan.
Selanjutnya, Rina Br. Manurung yang merupakan adik kandung Doli Manurung yang saat ini masih kritis di Rumah Sakit Bhayangkara akibat dipukuli dan dianiaya oleh puluhan OTK mengatakan jika permasalahan antara Doli Manurung dan sejumlah anggota TNI-AD yang diketahui bertugas di Yonif Rider 100/PS berawal dari salah satu kawasan tempat hiburan malam di Kota Medan dan berlanjut sampai di angkringan Jalan Guru Patimpus pada Minggu dini hari.
“Menurut cerita yang melihat di lokasi, pihak Doli dan sejumlah TNI-AD yang sempat ribut di tempat hiburan bertemu lagi di angkringan, kemudian mereka memukuli abang saya Doli Manurung dan saat itu dia sudah terkapar, lalu bubarlah semua, namun sejumlah anggota TNI-AD tadi ada lari mengarah ke Sekip. Jadi kami waktu itu tidak tahu lagi yang terjadi selanjutnya, “tuturnya.
“Pagi harinya saat sampai dirumah, kami sempat menanyakan kondisi abang kami itu (Doli Manurung-red) karena kepalanya sudah diperban dan banyak luka-luka. Dia hanya mengatakan baru berantam dan pergi tidur ke kamarnya, hingga akhirnya, puluhan Pemuda datang ke rumah dan masuk dengan paksa dan memukuli abang saya didepan kami, ” sebut nya lagi.
Keluarga Doli Manurung berharap agar peristiwa yang menimpa anaknya dapat ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian Polrestabes Medan agar diketahui kebenarannya. “Kami tetap akan patuh terhadap hukum jika anak kami yang bersalah dan jika tidak kami juga minta agar aparat kepolisian dapat menegakkan hukum se-adil-adilnya dan menghukum pelaku sesuai hukum yang berlaku di negara ini. Karena kasus ini juga sudah kami laporkan ke Polrestabes Medan dan Pomdam TNI-AD, agar semua jelas dan terang, “sebutnya.
Pantauan di Lokasi Rumah Doli Manurung.
Dari pantauan wartawan dilokasi peristiwa penculikan di rumah Doli Manurung, pintu rumah bagian depan tampak rusak, terdapat bagian yang bolong dan di dinding pagar depan rumah terdapat bekas goresan seperti garis memanjang benda yang di tarik.
Menurut saksi, S mengatakan puluhan orang berbadan tegap dan berambut cepak datang menghampiri rumah korban, Doli Manurung, dan sebagian masuk ke dalam rumah Doli Manurung.
“Jumlahnya puluhan berbadan tegap dan cepak, pastinya nggk tau berapa jumlahnya, kejadiannya di hari Minggu pagi jam 11.00 pada tanggal 04 Agustus 2024”, ungkap S.
S pun menyampaikan bahwa salah seorang dari mereka menyebutkan bahwa anggota mereka terluka matanya, padahal dianya baru jebol.
“,Kata dari salah seorang dari mereka, kawannya matanya terluka, padahal dia baru jebol, menirukan ucapan
S menyampaikan saat keluar dari rumah, wajah Doli tampak berdarah-darah dan di bawah keluar dengan digandeng tangannya.
“Aku melihat wajah Doli sudah berdarah-darah keluar dari rumahnya, tangannya digandeng sama mereka, dibawah ntah kemana”, ungkap S.
S mengutarakan terdengar jeritan Doli minta tolong.
“Terdengar jeritan minta tolong dan aduh-aduh, gitu, usai mereka masuk kerumah Doli”, papar S.
Kronologis kejadian :
Personil TNI di Medan, Sumatra Utara, diserang dan dibacok 20 anggota geng motor pada Minggu (4/8/2024), sekitar pukul 03.20 WIB di angkringan di Simpang bundaran SIB, Kelurahan Petisah Kota Medan.
Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Rico Siagian mengatakan korban dan teman-temannya saat itu sedang nongkrong di warung angkringan di simpang tugu Sinar Indonesia Baru (SIB), Medan Petisah.
“9 anggota makan di warung angkringan sekira pukul 03.30 WIB dini hari pada 4 Agustus 2024”, dikatakan Kapendam.
Selanjutnya, Pukul 03.20 WIB, tiba-tiba anggota Genk Motor SL (Simple Life IPK) berjumlah Ā± 20 orang datang menggunakan 2 mobil dan beberapa sepeda motor, Mereka datang dalam kondisi mabuk dan langsung menuduh ke 9 anggota tersebut adalah musuh mereka.
Genk motor tersebut langsung melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata tajam, Kemudian mereka kabur dari lokasi angkringan tersebut.
Saat kejadian 1 orang personel Raider 100 mengalami luka bacok akibat senjata tajam yang dibawa oleh genk motor tsb, an. Prd DK.
Setelah kejadian, beberapa identitas pelaku sudah diketahui dan 1 org pelaku sudah diamankan dari rumah ybs, an. DM.
Sedangkan pelaku-pelaku yang lain sedang dilakukan pengejaran oleh Polrestabes dan TNI.
Permasalahan ini sudah diserahkan ke pihak Polrestabes dan pelaku an. DM sudah diserahkan juga ke pihak kepolisian.
Kondisi Prd DK kondisi sadar dan masih dalam perawatan di RS.PH.