FLORES TIMUR, kedannews.com – 12 Februari 2021, Polikrasi – – Politik dan Demokrasi menyelenggarakan pertemuan zoom kedua. Pertemuan ini secara rutin dilakukan untuk membahas sebuah gagasan tentang “Jalan Baru Flores Timur”. Sebagai inisiator sekaligus yang menjadi Keynote Speech, Debe – Muhammad Husen Db, menjelaskan betapa pentingnya diskusi periodik seperti ini. Debe yang juga sebagai Direktur Polikrasi menegaskan bahwa pertemuan ini sebagai sebuah solusi dalam mengurai persoalan yang dihadapi Kabupaten Flores Timur. Kabupaten yang tingkat kesejahteraannya masih rendah, provinsi paling tertinggal ke tiga se-Indonesia setelah Papua dan Papua Barat.
Dalam sambutan awalnya, Debe menyampaikan bahwa Flores Timur harus digerakkan dengan cara yang tidak biasa biasa saja. 62 tahun perjalanan Kabupaten Flores Timur harus lebih cepat bergerak. Jika kabupaten lain di Indonesia hanya bergerak satu langkah, maka Flores Timur harus bergerak sepuluh langkah. Karena untuk mengejar ketertinggalan harus kerja ekstra. Menggeserkan kebiasaan prilaku konsumtif menuju praktik produktif. Kekayaan kebudayaan harus dikonversi sebagai income produktif dan berdaya saing.
Dalam pertemuan zoom kedua ini, menghadirkan Narasumber dan Penanggap. Narasumber pertama, Kk Hasan Aminudin, mantan Bupati Probolinggo dua periode, dan saat ini sebagai Wakil Ketua komisi IV DPR RI Fraksi NasDem. Hal penting yang disampaikan oleh Kiyai Hasan adalah pertama, mengapresiasi gerakan yang dilakukan kaum muda Flores Timur. Mengapresiasi apa yang dilakukan oleh saudara Debe. Pemuda menjadi peran sentral dalam melakukan perbaikan dan perubahan. Mengenang apa yang dilakukan oleh Bung Karno juga mengajak anak muda agar berbuat untuk memajukan bangsa ini. Poin kedua yang disampaikan Kiyai Hasan adalah mengingatkan kepada kaum muda agar tidak malu berbuat untuk daerahnya. Harus bangga. Tidak boleh hanya bangga menjadi pekerja diperusahaan orang lain, tetapi tetap saja menjadi babu. Maka harus bangga menjadi anak muda yang fokus memperbaiki daerahnya sendiri. Poin ketiga, jika berfikir untuk menjadi pemimpin daerah, maka harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat. Jangan mengkhianati hati rakyat, berbuat yang terbaik.
Narasumber kedua dalam pertemuan zoom adalah Ade Irvan Pulungan, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden. Sebagai orang yang juga datang dari kampung berjuang di Jakarta dan sekarang mendampingi Pak Jokowi di Kantor Staf Presiden. Hal penting dalam memperbaiki sebuah daerah seperti Flores Timur, senada dengan program Pak Jokowi membangun dari Timur. Jadi talenta dan semangat yang digerakkan Debe adalah sebuah semangat yang harus kita dukung. Setiap orang punya potensi, setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Yakinlah bahwa hasil tidak pernah mengkhianati ikhtiar.
Sebagai penanggap, Bernadus Beda Keda menjelaskan tentang bagaimana sinergi membangun Flores Timur. Politik harus berpihak kepada rakyat. Apapun yang dilakukan ujungnya harus mendekatkan diri kepada masyarakat. Budaya gotong royong, budaya Lamaholot yang menjadi kekuatan kolektif harus bisa terus dijaga. Agama, adat istiadat yang ada saat ini harus menjadi bagian penting dalam membangun Flores Timur. Kita harus bersama berjuang dan berkarya untuk Flores Timur. Sebagai orang yang baru saja purna tugas sebagai Kepala Dinas PKO Flores Timur, Pak Bernad menjelaskan betapa Flores Timur telah bekerja maksimal untuk memajukan Pendidikan Flores Timur. Sebagai penanggap kedua, Muhammad Arsyad, sebagai Ketua PAKU ITE menitipkan pesan kepada Kak Debe bahwa sebuah kepemimpinan harus Demokratis. Membuka ruang diskusi terhadap publik harus menjadi ruang yang menggembirakan. Jika ikhtiar Kak Debe menjadi pemimpin di Kabupaten Flores Timur, harus mengedepankan keterbukaan. Sebuah kepemimpinan yang didasarkan pada otoritarianisme maka sesungguhnya pemimpin itu mengajarkan kebodohan. Menutup telinga dan menutup hati serta membungkam kritik, maka sesungguhnya pemimpin itu sedang mewariskan kebodohan.
Sebagai penanggap ketiga, saudara Rifaiz Lamahoda, menegaskan banyak hal soal pemuda Flores Timur. Kritik terhadap pemerintah dan kebebasan ruang ekapresi bagi anak muda sebagai sikap sosial kontrol terhadap pemerintah harus dipahami sebagi sikap keseimbangan. Pemerintah harus bisa menyadari bahwa apa yang pemuda Flores Timur inginkan hari ini adalah keberpihakan terhadap kepentingan rakyat. Jalan yang belum banyak diperbaiki, air bersih yang belum diurus secara baik, banyak tempat yang masih terbengkalai proyeknya. Adalah wajar ketika pemuda Flores Timur mengambil sikap kritis. Hal ini penting sebagai check and balance, keseimbangan. Pemuda butuh ruang diskusi yang mewadahi pokok pikiran dan gagasan untuk sama sama membangun Flores Timur. Kritik itu upaya meluruskan sikap kebijakan pemerintah yang melenceng dari yang seharusnya.
Sebagai Moderator, Adhi Darmawan, menyampaikan bahwa, Flores Timur akan lebih baik jika hal produktif konstruktif terus dikerjakan secara serius dan berkelanjutan. Apapun yang dikerjakan dengan niat yang baik, dengan pola yang baik dengan perrencanaan yang terukur, akan melahirkan hasil yang lebih baik. Sebagai upaya mendorong sikap antusiasme pertemuan zoom ini, animo peserta yang luar biasa atas kerja besar yang sedang digagas oleh Kak Debe dalam program Jalan Baru Flores Timur. Lembaga Polikrasi akan terus melakukan pertemuan reguler dan tetap fokus mengajak sebanyak-banyaknya pemikir untuk bisa mencari alternatif perbaikan dan perubahan Kabupaten Flores Timur melalui Jalan Baru Flores Timur.
Penulis: Muhammad Husen Db, M.Pd