JAKARTA, kedannews.com – Pimpinan Komisi V DPR RI, Hasan Aminuddin dan juga merupakan Mantan Bupati dua periode Probolinggo mendukung penuh Muhammad Husen Db memimpin Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Saya mendukung penuh, Adinda Husen pimpin Flores Timur, dan saatnya Milenial pulang bangun kampung halaman. tahun 2024, Saya berharap Husen Calon Bupati Flotim,” tuturnya
Hal ini disampaikan saat Ia menjadi Narasumber pada webinar Polikrasi, Politik Demokrasi yang bertema Jalan Baru Flotim Part#2 di Jakarta, (12/02/2021)
Hasan yang sering disapa Kyai ini menjelaskan, Husen adalah pemimpin milenial yang berkompeten, cerdas, berwibawa, cinta persatuan, potensial dan mampu membawa perubahan. Selain itu Hasan memuji gerakan membangun Flotim yang dilakukan oleh Husen ini.
“Saya mengapresiasi gerakan yang dilakukan kaum muda Flores Timur. Mengapresiasi apa yang dilakukan oleh saudara Debe. Pemuda menjadi peran sentral dalam melakukan perbaikan dan perubahan,” ucap Hasan.
Selanjutnya Hasan menitip pesan Bung Karno, “Mengenang apa yang dilakukan oleh Bung Karno juga mengajak anak muda agar berbuat untuk memajukan bangsa ini,” terangnya
Ia berpesan kepada peserta webinar, “kaum muda tidak boleh malu berbuat untuk memajukan daerahnya”
“Harus bangga. Tidak boleh hanya bangga menjadi pekerja diperusahaan orang lain, tetapi tetap saja menjadi babu. Maka harus bangga menjadi anak muda yang fokus memperbaiki daerahnya sendiri. Poin ketiga, jika berfikir untuk menjadi pemimpin daerah, maka harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat. Jangan mengkhianati hati rakyat, berbuat yang terbaik,” pesannya.
Sementara itu, Muhammad Husen ebagai inisiator sekaligus yang menjadi Keynote Speech menjelaskan betapa pentingnya diskusi periodik seperti ini.
“Pertemuan ini sebagai sebuah solusi dalam mengurai persoalan yang dihadapi Kabupaten Flores Timur. Kabupaten yang tingkat kesejahteraannya masih rendah, provinsi paling tertinggal ke tiga se-Indonesia setelah Papua dan Papua Barat,” pungkas Debe.
Menurut Debe, Jika kabupaten lain di Indonesia hanya bergerak satu langkah, maka Flores Timur harus bergerak sepuluh langkah.
“Flotim harus maju sepuluh langkah dan untuk mengejar ketertinggalan harus kerja ekstra. Menggeserkan kebiasaan prilaku konsumtif menuju praktik produktif. Kekayaan kebudayaan harus dikonversi sebagai income produktif dan berdaya saing,” imbuh Debe. (Arh)