Batu Bara, kedannews.com – Kabupaten Batu Bara patut berbangga, soalnya dalam ajang Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) meraih juara ketiga dari 48 peserta se Sumatera Utara (Sumut) yang mengikuti ajang tersebut.
Ada pun peraih juara pertama berasal dari Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) pada lomba cerita Wastra 2021 tingkat provinsi Sumatera Utara.
Kemudian disusul juara kedua dari Kabupaten Tapanuli Utara, dan pada urutan ketiga sendiri diraih oleh Kabupaten Batu Bara yakni Ketua Dekranasda Maya Zahir.
Saat pengumuman pemenang lomba sekaligus penyerahan hadiah dilaksanakan di rumah dinas (Rumdis) Gubernur Sumut, di jalan Jendral Sudirman Nomor 41, Medan, Juma’t (16/4/2021).
Penyerahan hadiah langsung di serahkan oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, serta Wakil Gubernur Musa Rajeksyah juga Sekretaris Daerah provinsi Sumatera Utara (Sekdaprov) R Sabrani.
“Alhamdulillah, lomba ini dapat meningkatkan kebanggaan pemakaian kain tradisional di Sumut dan memasyarakatkan kembali wastra,” kata Ketua Dekranasda Sumut Nawal Lubis.
Selanjutnya para pemenang akan mengikuti kegiatan serupa di tingkat nasional. Melalui lomba Cerita Wastra (kain tradisional) 2021,” kata Nawal.
Memunculkan kembali cerita-cerita tentang sejarah diharapkan nantinya dapat mengulas sejarah tentang proses dibalik pembuatan berbagai kain tradisional daerah, seperti ulos dan kian songket.
“Kita punya ulos dan kain songket, jangan sampai generasi penerus kita tidak tahu akan sejarah ini,” ucap Nawal yang turut didampingi Wakil Ketua Dekranasda Sumut Sri Ayu Mihari.
Ketua Dekranasda Humbahas Lidia Kristina Panjaitan yang meraih juara satu, mengharapkan dengan adanya lomba ini semakin banyak generasi muda yang mencintai dan bangga menggunakan kain tradisional asal Sumut, khususnya ulos.
“Kita terinspirasi dari ulos yang merupakan budaya Batak. Ulos merupakan warisan Tanah Batak sampai saat ini. Namun seiring berjalannya waktu kita juga memikirkan bagaimana anak muda juga bisa suka dan bangga memakai ulos,” tambahnya.
Dengan mengadopsi nilai budaya yang terkandung dalam ulos untuk kemudian dijadikan beberapa kain, yakni Batik Humbang Hasundutan, Humbang Shibori, Humbang Ecoprint dan Humbang Batiq. Selain itu, berbagai kekayaan alam yang ada di kawasan Danau Toba, juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi pewarna alami.
“Kita manfaatkan kekayaan alam yang ada di Danau Toba, kita manfaatkan untuk menjadi pewarna alami, dengan mengusung konsep Zero Waste, kami memanfaatkan dedaunan yang ada di Danau Toba, kita ubah menjadi ecoprint, kulit jengkol dan bawang merah juga kita manfaatkan untuk pewarna kain,” tambahnya.
Sedangkan pemenang kedua Nisisisepti dari Tapanuli Utara yang mengenakan ulos Harangguan dengan pewarnaan alami.
[embedyt] https://www.youtube.com/embed?listType=playlist&list=UUkDG6fUBeHFdkPSVpiEgJqQ&layout=gallery[/embedyt]Untuk pemenang ketiga dan favorit yaitu kain songket Batubara yang berumur 81 tahun terlihat masih indah dikenakan Ketua Dekranasda Kabupaten Batubara Maya Zahir.
Salah seorang Dewan Juri, Herawati menjelaskan dalam melakukan pemilihan pemenang dilakukan berdasarkan tema serta sentuhan dan narasi aku dan kain serta cerita Wastra dalam kehidupan serta estetika dan gambar (foto). (Eka)