Scroll untuk baca artikel
ubah IndeksVideo Headline / Kedan TV

Merangkai Masa Depan Jurnalistik: Mind.ID Gelar Sosialisasi di Kampus USU

6
×

Merangkai Masa Depan Jurnalistik: Mind.ID Gelar Sosialisasi di Kampus USU

Sebarkan artikel ini
Gilang Sukma Selaku Humas PT Inalum saat memberikan pemaparan dalam kegiatan Sosialisasi MediaMIND 2024 di Ruang Auditorium Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) Selasa (20/08/2024).(kedannews.com/ist)

Medan, kedannews.com –  MIND.ID menggelar sosialisasi MediaMIND 2024 dalam rangka Kompetisi Karya Jurnalistik bertema “Merangkai Masa Depan” di Ruang Auditorium Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU).

Pratiwa Selaku Humas PT Inalum saat memberikan pemaparan dalam kegiatan Sosialisasi MediaMIND 2024 di Ruang Auditorium Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) Selasa (20/08/2024).(kedannews.com/Aris)

Acara yang digelar pada Selasa pagi 20 Agustus 2024, dihadiri oleh puluhan mahasiswa USU dari berbagai fakultas, serta beberapa pejabat penting, termasuk Head of Department Corporate Communication Mind.ID, Pratiwa Dyatmika, Humas INALUM, Gilang Sukma dan Kepala Kantor INALUM Biro Medan, Julian Faisal.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC Kassandra, yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.

Selanjutnya, Pratiwa Dyatmika menyampaikan paparan mengenai profil Mind.ID serta perusahaan-perusahaan anggota holding dan manfaat hilirisasi yang diterapkan oleh Mind.ID.

Pratiwa menjelaskan pentingnya hilirisasi dalam memperkuat rantai pasok dan meningkatkan nilai tambah bahan baku di Indonesia. Setelah paparan, Pratiwa mengadakan sesi tanya jawab dengan peserta, memberikan hadiah menarik untuk jawaban yang tepat.

Gilang Sukma kemudian mengambil alih dan memaparkan sejarah serta perkembangan PT INALUM, termasuk keuntungan dan hilirisasi yang tengah dijalankan. Gilang menjelaskan bagaimana INALUM berkomitmen pada hilirisasi dari bauksit menjadi alumina dan akhirnya menjadi aluminium, yang merupakan bagian dari upaya memenuhi kebutuhan domestik dan meningkatkan kapasitas produksi. Seperti halnya dengan Pratiwa, Gilang juga mengadakan sesi tanya jawab dan memberikan hadiah kepada peserta yang berhasil menjawab dengan benar.

Pada wawancaranya, Pratiwa Dyatmika, Head of Department Corporate Communication Mind.ID, menjelaskan komitmen Mind.ID terhadap hilirisasi dan berbagai tantangan yang dihadapi.

Pratiwa Dyatmika: “Komitmen hilirisasi yang digalakkan oleh pemerintah adalah mandat yang harus secara konsisten kita kejar. Melalui INALUM, kita memahami bahwa bauksit adalah bahan dasar pembuatan aluminium. Namun, rantai pasok kita masih terputus karena Indonesia belum memiliki teknologi pengolahan bauksit menjadi alumina.” ungkapnya.

Pratiwa menjelaskan bahwa Mind.ID, bekerja sama dengan PT Antam, berupaya mengisi celah dalam rantai pasok ini. Mereka sedang mengerjakan proyek Sgar Small SGD Alumina Refinery, yang baru-baru ini dikunjungi oleh Presiden. Proyek ini ditargetkan akan mulai injeksi pertama bauksit pada bulan September dan diharapkan dapat beroperasi penuh pada awal tahun 2025.

“Melalui proyek ini, kita berusaha untuk menyambung rantai pasok dari bauksit menjadi alumina, dan akhirnya menjadi aluminium,” kata Pratiwa. “Ini adalah langkah nyata dalam menambah nilai bagi Indonesia.” ujarnya.

Ketika ditanya tentang perkembangan proyek, Pratiwa menjelaskan, “Posisi proyek saat ini sudah mencapai sekitar 90%. Kami targetkan, pada bulan September nanti, progresnya akan mencapai 97% dan mungkin 100% di awal tahun 2025, sesuai dengan kurva S dari proyek tersebut.” dikatakannya.

Pratiwa Dyatmika: “Untuk pengembangan aluminium, saat ini INALUM memproduksi sekitar 250.000 ton per tahun. Namun, ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan domestik yang mencapai 1 juta ton. INALUM berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksinya, dengan bekerja sama dengan mitra seperti SGAR Mempawah, untuk menggandakan kapasitas.” dijelaskannya.

Pratiwa mengungkapkan bahwa permintaan domestik mencapai 1 juta ton, sementara produksi INALUM saat ini hanya mampu memenuhi 275.000 ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Mind.ID memfokuskan upayanya pada inovasi dan peningkatan kapasitas produksi.

“Langkah pertama adalah memaksimalkan INALUM sebagai anggota Mind.ID dan satu-satunya produsen aluminium di Indonesia. Kami sedang dalam proses beberapa kajian untuk memastikan bahwa INALUM dapat lebih memaksimalkan pasokan aluminium domestik,” tambahnya.

Pratiwa menjelaskan lebih lanjut bahwa fokus utama adalah memastikan rantai pasok tidak terputus. “Kami harus mempersiapkan dari hulu hingga midstream dan produksi. Ini adalah bagian dari inovasi strategis untuk memenuhi kebutuhan aluminium domestik,” ujarnya.

Namun, ada kendala yang harus dihadapi. Pratiwa menyebutkan, “Kendala utama adalah pasokan energi. Dengan penambahan kapasitas, kita membutuhkan lebih banyak energi. Saat ini, INALUM mengandalkan PLTA dari Bendungan Tangga dan Bendungan Sigura-gura. Menambah bendungan baru adalah tantangan besar.” dikatakannya.

Ketika ditanya terkait, mengapa tidak membuat bendungan baru?” tanya kami.

Pratiwa Dyatmika: “Sungai Asahan sudah mencapai tiga tahap, yaitu Asahan 1, Asahan 2, dan Asahan 3. Menambah bendungan baru adalah tantangan besar, sehingga kami mencari alternatif lain yang juga efisien dan efektif.” tutupnya.

Selanjutnya dalam wawancaranya, Gilang Sukma, Humas PT INALUM, menjelaskan visi jangka panjang hilirisasi dan dampaknya terhadap industri serta lingkungan.

Gilang Sukma: “Hilirisasi untuk Indonesia bukanlah program jangka pendek, melainkan jangka panjang. Dengan pendekatan jangka panjang, keberlanjutannya akan lebih terjamin. Jika kita tidak melakukan hilirisasi, maka potensi yang ada di tanah Indonesia tidak akan memiliki nilai tambah. Hilirisasi membuka peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, kesempatan industri baru, dan memberikan manfaat yang lebih luas, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga jangka panjang.” ungkapnya.

Saat ditanya tentang dampak lingkungan dari hilirisasi, Gilang menjelaskan bahwa program hilirisasi mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan. Gilang Sukma: “Untuk dampak lingkungan, kami sudah berkomitmen pada Sustainable Development Goals 2030. SDG 2030 mendorong setiap industri pertambangan untuk melakukan operasi yang lebih hijau. Artinya, jika tidak mengikuti prinsip ini, akan lebih sulit memasarkan produk. Kami di INALUM dan seluruh holding industri pertambangan memastikan bahwa setiap program hilirisasi yang kami jalankan memiliki dampak yang bisa dikelola dengan baik dan minimal untuk masyarakat.” ujarnya.

Lebih lanjut, Gilang membahas lokasi proyek alumina yang akan datang. Gilang Sukma: “Alumina akan diproduksi di Mempawah, Kalimantan Barat. Kami berkoordinasi dengan Antam, dan saat ini kami memiliki perusahaan hasil kolaborasi yang bernama Borneo Alumina Indonesia. Kami menargetkan untuk menghasilkan lebih dari 3 juta ton bauksit per tahun. Dari jumlah tersebut, sebagian besar akan digunakan untuk pembuatan aluminium dan sisanya akan didistribusikan ke industri lain yang memerlukan bahan baku alumina.”

Gilang menekankan bahwa hilirisasi bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan aluminium domestik, tetapi juga tentang memberikan nilai tambah yang lebih luas bagi ekonomi Indonesia. “Hilirisasi ini bukan hanya soal meningkatkan kapasitas produksi aluminium tetapi juga memperluas manfaat untuk berbagai industri yang memerlukan bahan baku alumina,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *