Batu Bara – Puluhan pedagang ikan yang berada di pasar tradisionil Kelurahan Lima Puluh, konflin terhadap revitalisasi pembangunan yang di lakukan oleh Pemerintah Kabupaten Batu Bara. Karena sangat mencolok kesenjangannya, lapak tempat pedagang penjual ikan tak tersentuh, bahkan terkesan kumuh.
Menurut salah satu pedagang ikan, yang tidak berani menyebutkan nama, berinisial SHN, apabila musim penghujan maka airnya kumpul di lokasi penjual ikan, dan terkesan dekil serta jorok, ungkapnya. Jumat (18/12/2020).
Dua hari lagi masa pengerjaan revitalisasi pasar tradisional Lima Puluh berbiaya Rp. 952 juta dianggap selesai, hasil pengerjaan menuai kritik dari masyarakat dan pedagang.
Di sebelah lapak penjual ikan sudah di pasang paving blok dan drainase, sudah otomatis tempat kami berjualan jadi sentral air, drainase lebih tinggi dari lantai kami berjualan, jelas SHN.
Pedagang ikan di sini 20 Orang lebih, kalau lokasi kami becek, sudah pasti pembeli tidak mau beli ikan kami, mau makan apa anak istri jadinya, kesal SHN.
Lanjut SHN, kalau musim hujan airnya melimpah tak mampu di tampung sama drainasenya. Kemaren itu pernah tersumbat, karena salurannya kotor, mobil Damkarlah yang menyemprot, baru airnya jalan lagi, itupun pelan, keluh SHN.
Hal yang sama juga di sampai salah seorang warga lingkungan ll Kelurahan Lima Puluh. Kàlàu musim hujàn, kàsihàn wàrgà yàng dibelàkàng, lokàsi perumàhàn rendàh, àirnyà turun ke pemukimàn oràng itu, kàrenà sàluràn àir di perumàhàn itu terlàlu kecil dàn dàngkàl.
Pantauan wartawan dari group Wappress, pekerjaan revitalisasi pasar di ibukota Kabupaten Batu Bara tersebut tidak mencakup seluruh pasar.
Terlihat 3 los direhab, pembuatan paving block dan drainase kecil diseputaran pasar serta pembuatan fasilitas MCK.
Dengan kondisi diatas terlihat pemandangan kontras antara bangunan yang direhab dengan lapak penjualan ikan darurat yang kumuh dan berbau.
Kepala Dinas Koperasi UKM, Kabuoaten Batu Bara, Ahmadan Choir, sudah berjanji untuk bertemu dengan awak media namun tak kunjung datang, dan ketika di hubungi tidak bersedia, terkesan mengelak dengan alasan lagi di Rumah Dinas Bupati.
Penulis: Sholehuddin
Editor: Arya Laksana Mulya