Medan, kedannews.com – Dewan Pimpinan Wilayah Pencinta Tanah Air Indonesia (DPW PETANESIA) Sumatera Utara menggelar silaturahmi dan ngaji kebangsaan, menyambut tahun baru islam 1446 hijriyah dengan mengusung tema Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Mewujudkan Kehormatan Antar Umat Beragama yang berlangsung di Aula Kadispora Sumut, Minggu (07/07/2024) siang.
Acara yang dimulai dengan salawatan, yang dihadiri Ketua Petanesia Sumut, Eriza Hudori SE, M.Si, Perwakilan dari Dinas Dispora Sumut, Perwakilan Polda Sumut, Perwakilan Kodam 1/BB, Tokoh-tokoh masyarakat, Ormas, mahasiswa dan tamu undangan.
Pada acara tersebut, Ketua Petanesia Sumut, Eriza Hudori menyerahkan SK Banom-banom Petanesia Sumut diantaranya Garda Petanesia yang diketuai oleh Yusrizal Siagian, Lembaga Bantuan Hukum Petanesia yang diketuai oleh Nashril Haq Lubis, SH dan Lembaga Pegiat Alam Petanesia yang diketuai oleh Yazid Al Bustomi.
Selanjutnya, memasuki acara utama yaitu ngaji kebangsaan dengan beberapa narasumber dari lintas agama dari berbagai organisasi keagamaan.
Ngaji kebangsaan tersebut untuk menyerap cara pandang tokoh-tokoh agama seperti dari Budhist, Hindu, Konghucu bahkan dari Kristen dalam implementasi pancasila sehingga menjadi sebuah rumusan secara kebersamaan antar umat beragama untuk membuat kegiatan sebagai perekat untuk selalu bersama.
Pada wawancaranya, Ketua Petanesia Sumut, Eriza Hudori, SE, M.Si didampingi Ketua LBH Petanesia Sumut, Nashril Haq Lubis, SH dan Ketua Garda Petanesia Sumut Yusrizal Siagian, mengatakan bahwa silaturahmi dan ngaji kebangsaan ini sebagai perekat kebangsaan.
“Dalam momentum yang berbahagia, penyambutan 1 Muharam tahun baru Islam, mengajak seluruh umat untuk duduk bersama, meskipun konteks perayaannya itu tidak secara Islamiah, harapannya kegiatan-kegiatan ini menjadi rutinitas kita, sebagai kader Petanesia, karena Petanesia ini diamanahkan untuk sebagai perekat kebangsaan”, diutarakan Eriza Hudori.
Selanjutnya, Eriza Hudori berharap agar kegiatan ini secara berkesinambungan untuk memperekat jalinan silaturahmi.
“Harapannya kegiatan-kegiatan silaturahmi ini terus berlangsung, jadi semisalnya dalam Islam ada perwiritan atau salawatan atau kegiatan-kegiatan yang lain yang bertujuan untuk merekat umat Islam”, ucapnya.
Kemudian, Eriza Hudori menginginkan ngaji kebangsaan dan silaturahm sebagai ajang rutinitas untuk memperekat dan menjalin silaturahmi.
“Jadi harapannya ngaji kebangsaan dan silaturahmi ini menjadi rutinas kita untuk sebagai umat beragama itu melakukan kegiatan untuk memperekat dan menjalin silaturahmi”, inginnya.
Eriza Hudori juga menjelaskan bahwa ngaji kebangsaan itu bukan mengkaji sebuah agama, tetapi suatu wadah silaturahmi untuk bersama dalam membangun negeri ini.
“Nah sebenarnya ngaji kebangsaan itu bukan berarti mengkaji sebuah agama, nah agama bagi kita sudah final di dalam hati kan gitu, nah yang jadi persoalan sekarang ini kan banyak antar umat beragama itu yang masih alergi atau tidak mau duduk bersama dalam membangun negeri ini”, paparnya.
Eriza Hudori menerangkan bahwa ngaji kebangsaan adalah mengkaji nilai-nilai sejarah bangsa indonesia dalam membangun negara Indonesia.
“Jadi konteks ngaji kebangsaan ini berarti kita itu mengkaji cemana sejarah negara ini berdiri, tokoh-tokoh para pejuang agar apa agar generasi-generasi selanjutnya itu tidak buta sejarah dan mereka Paham bersusah payah untuk membangun negara”, diumpakannya.
Eriza Hudori menginginkan setelah memahami nilai-nilai sejarah dalam membangun negara Indonesia, dapat menghempang pihak-pihak yang akan mengganti idiologi bangsa.
“Jadi harapannya ketika paham-paham yang ingin mengganti ideologi bangsa itu, mereka bisa memfilter, mana yang baik dan mana yang tidak baik”, harapannya.
Selanjutnya, Ketua Petanesia menyampaikan bahwa Petanesia bukan sekedar bicara teori Pancasila tetapi telah mengimplentasikannya.
“ini implementasinya kita sebenarnya secara teori kalau Pancasila itu sudah banyak dijabarkan dan mungkin kita yang ke sekian ribu orang untuk bicara implementasii, Hari ini saya ingin mewujudkan ini tindakan nyata kita, kita duduk bersama ini sebuah tindakan nyata, kenapa kita ambil dari tokoh lintas agama, karena itu tertuang pada poin pertama ketuhanan yang maha esa”, dikatakannya.
Jadi, Eriza Hudori yakin jika seseorang dekat dengan Tuhannya, dirinya akan terkendali dengan nilai-nilai ketakwaannya.
“Saya yakin ketika seorang manusia itu sudah dekat dengan Tuhannya, dia untuk melakukan korupsi itu masih berpikir, dia menzalimi anak bangsa atau menzalimi kaum kecil itu masih berpikir dan mungkin untuk merusak alam sekalipun dia akan memikir makanya saya yakin seluruh agama tidak ada yang mengajarkan untuk merusak mencuri bahkan menzalimi orang-orang lain”, paparnya.