Rantau Prapat, kedannews.com – Ahli waris almarhum Bapak Bani, Misdliana, SH, melalui kuasa hukumnya, Dr. M. Sa’i Rangkuti, SH., MH, melayangkan somasi kepada PT Basimbah Tani terkait kepemilikan saham yang diduga belum diberikan kepada ahli waris. Somasi ini ditujukan kepada Direktur Utama PT Basimbah Tani, H. Suyono, untuk memberikan klarifikasi atas hak kepemilikan saham yang tercatat dalam akta pendirian perusahaan.
Misdliana menjelaskan bahwa aliran dana sebesar Rp60 juta per bulan terhenti ketika almarhum H. Bani, semasa hidupnya, mempertanyakan serta melakukan audit inventaris aset-aset perusahaan demi transparansi. Menurutnya, pada saat itu, H. Suyono selaku Direktur Utama PT Basimbah Tani meyakinkan bahwa semuanya dalam keadaan aman dan mudah diatur. Namun, meskipun telah diminta berulang kali, laporan yang dimaksud tidak pernah diberikan. Karena hal tersebut, almarhum H. Bani merasa kecewa dan akhirnya memilih untuk mengurus serta mengelola bisnis lainnya.
“Aliran dana sebesar Rp60 juta per bulan terhenti ketika almarhum H. Bani, semasa hidupnya, mempertanyakan serta melakukan audit inventaris aset-aset perusahaan agar dapat diketahui secara transparan oleh semua pihak. Saat itu, H. Suyono selaku Direktur Utama PT Basimbah Tani mengatakan bahwa semuanya aman dan mudah diatur. Namun, setelah diminta berulang kali, laporan tersebut tidak kunjung diberikan. Akhirnya, almarhum H. Bani merasa kecewa dan memilih untuk mengurus serta mengelola bisnis lainnya,” ujar Misdliana.
Menurut Dr. M. Sa’i Rangkuti, SH., MH, kliennya sejak tahun 2010 menerima pendapatan bersih sebesar Rp60 juta per bulan. Namun, sekitar tahun 2011 atau 2012, pendapatan tersebut tiba-tiba terhenti tanpa ada penjelasan dari pihak perusahaan.
“Terkait permasalahan ini, sebenarnya belum ada kejelasan. Namun, kami selaku kuasa hukum dari salah satu pemegang saham, almarhum Bapak Bani, ingin menyampaikan bahwa karena beliau telah meninggal dunia, maka kami mewakili ahli warisnya untuk mempertanyakan kepemilikan saham. Berdasarkan akta pendirian perusahaan yang dibuat oleh notaris, saham-saham yang dimiliki oleh almarhum seharusnya menjadi hak ahli warisnya,” ujar Dr. Sa’i dalam keterangannya.

Dr. Sa’i menegaskan bahwa pihaknya menempuh jalur hukum sesuai aturan yang berlaku. Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah melayangkan surat somasi kepada Direktur Utama PT Basimbah Tani, H. Suyono, dengan harapan mendapat kejelasan terkait hak kepemilikan saham yang kini dipertanyakan.
“Kami telah mengirimkan somasi kepada Direktur Utama PT Basimbah Tani agar beliau bisa hadir dan memberikan klarifikasi. Jika tidak ada tanggapan, maka kami akan mempertimbangkan langkah hukum lebih lanjut,” tegasnya.
Dugaan Penggelapan dan Tindak Pidana
Lebih lanjut, Dr. Sa’i menyebutkan bahwa berdasarkan informasi yang diterima dari kliennya, tidak pernah ada pemberitahuan atau pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terkait pengalihan saham kepada pihak lain. Hal ini menjadi alasan kuat bagi ahli waris untuk meminta pertanggungjawaban.
“Klien kami tidak pernah menerima pemberitahuan terkait pengalihan saham dalam bentuk apapun, baik sebagian maupun keseluruhan. Oleh karena itu, wajar jika mereka meminta pertanggungjawaban atas keberadaan saham milik almarhum,” jelasnya.
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan, Dr. Sa’i menduga telah terjadi tindak pidana penggelapan dalam jabatan serta pencucian uang. Ada indikasi bahwa dana perusahaan digunakan untuk membeli aset pribadi, termasuk sawit, saham, rumah, serta properti lain atas nama pribadi atau keluarga H. Suyono.
“Kami menduga ada tindak pidana penggelapan dan pencucian uang dalam kasus ini. Indikasi yang kami temukan menunjukkan adanya penggunaan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi, termasuk pembelian aset atas nama pribadi atau keluarga,” ungkap Dr. Sa’i.
Konflik Memanas, Pihak Direktur Menantang
Dari pantauan wartawan, sebelumnya, Dr. Sa’i dan timnya, yang terdiri dari Rahmad Makmur Rambe, SH., MH., Rizki Fatimantara Pulungan, SH., serta Muhammad Ilham, SH, telah mencoba berkomunikasi langsung dengan H. Suyono di kediamannya. Namun, pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan.
Dengan tidak adanya respons positif dari pihak PT Basimbah Tani, Dr. Sa’i menegaskan bahwa pihaknya akan terus menempuh jalur hukum untuk memperjuangkan hak ahli waris. Jika dalam waktu dekat tidak ada tanggapan dari H. Suyono, maka mereka akan mengambil langkah hukum yang lebih keras.
“Apabila Direktur Utama tidak merespons undangan dan somasi yang telah kami sampaikan, maka kami dengan tegas akan mengambil langkah hukum untuk melindungi hak klien kami,” pungkasnya.